Panduan Menulis dan Mempresentasikan Karya
Kesalahan Yang Sering Terjadi Pada Penulisan Ilmiah
Engineers can't write. Insinyur tidak dapat menulis dengan baik1. Apakah
memang benar demikian? Sebetulnya para sarjana atau insinyur ini memi-
liki modal kemampuan menulis. Pasalnya dia harus sering mengemukakan
hasil pekerjaannya kepada rekan kerjanya. Hanya saja kemampuan ini
tidak diasah sehingga tumpul. Seorang insinyur yang memiliki kemampuan
menulis akan lebih sukses daripada seseorang yang tidak memiliki kemam-
puan tersebut.
Banyak kesalahan yang saya jumpai dalam tulisan mahasiswa yang di review. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain:
² salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
² salah dalam menyusun struktur pelaporan,
² salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan
menjiplak (plagiat),
² salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
² penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum
baik dan benar,
² tata cara penulisan \Daftar Pustaka" yang kurang tepat (tidak standar
dan berkesan seenaknya sendiri),² tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, mar-
gin yang berubah-ubah),
² isi yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form
seperti materi presentasi,
² isi justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebi-
han.
Hal yang menarik dari pengamatan saya adalah mahasiswa seringkali
tidak mau melaporkan kegagalan atau kesalahan yang telah dilakukannya.
Padahal, kegagalan ini perlu dicatat agar hal itu tidak dilakukan oleh orang
lain (yang akan meneruskan penelitian tersebut). Kegagalan bukan sebuah
aib! Seorang peneliti pasti mengalami kegagalan. Jadi laporkanlah kega-
galan tersebut dan analisa atau dugaan Anda mengapa hal tersebut bisa ter-
jadi. Bayangkan thesis Anda sebagai peta di hutan belantara. Anda mem-
beri tanda bagian yang merupakan jalan buntu, jurang, atau sulit dilalui.
\Penjelajah" berikutnya dapat lebih berhati-hati jika melalui jalan terse-
but. Ini merupakan sebuah pembahasan tersendiri, yaitu tentang bagaimana
melakukan penelitian.
Engineers can't write. Insinyur tidak dapat menulis dengan baik1. Apakah
memang benar demikian? Sebetulnya para sarjana atau insinyur ini memi-
liki modal kemampuan menulis. Pasalnya dia harus sering mengemukakan
hasil pekerjaannya kepada rekan kerjanya. Hanya saja kemampuan ini
tidak diasah sehingga tumpul. Seorang insinyur yang memiliki kemampuan
menulis akan lebih sukses daripada seseorang yang tidak memiliki kemam-
puan tersebut.
Banyak kesalahan yang saya jumpai dalam tulisan mahasiswa yang di review. Kesalahan-kesalahan tersebut antara lain:
² salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
² salah dalam menyusun struktur pelaporan,
² salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan
menjiplak (plagiat),
² salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
² penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum
baik dan benar,
² tata cara penulisan \Daftar Pustaka" yang kurang tepat (tidak standar
dan berkesan seenaknya sendiri),² tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, mar-
gin yang berubah-ubah),
² isi yang terlalu singkat karena dibuat dengan menggunakan point-form
seperti materi presentasi,
² isi justru terlalu panjang dengan pengantar introduction yang berlebi-
han.
Hal yang menarik dari pengamatan saya adalah mahasiswa seringkali
tidak mau melaporkan kegagalan atau kesalahan yang telah dilakukannya.
Padahal, kegagalan ini perlu dicatat agar hal itu tidak dilakukan oleh orang
lain (yang akan meneruskan penelitian tersebut). Kegagalan bukan sebuah
aib! Seorang peneliti pasti mengalami kegagalan. Jadi laporkanlah kega-
galan tersebut dan analisa atau dugaan Anda mengapa hal tersebut bisa ter-
jadi. Bayangkan thesis Anda sebagai peta di hutan belantara. Anda mem-
beri tanda bagian yang merupakan jalan buntu, jurang, atau sulit dilalui.
\Penjelajah" berikutnya dapat lebih berhati-hati jika melalui jalan terse-
but. Ini merupakan sebuah pembahasan tersendiri, yaitu tentang bagaimana
melakukan penelitian.
Comments